RangkaiInformasi.blogspot.com, Jakarta – Perkembangan zaman yang
semakin maju dan perkekonomian yang semakin membuat beberapa kalangan mencari
akal untuk memenuhi kebutuhan hidup, cara apapun mereka lakukan demi memutar
roda perkekonomian hidup ini. Salah satunya dengan menjadi pemulung. Dengan
berbekal karung besar dan pengait besi mereka menyusuri jalan demi jalan yang
ada di kota ini.
Salah
satunya seorang pemulung yang berada di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan,
yang bernama Ibu Susi (41). Ia telah menggeluti profesi ini sekitar 20 tahun
silam, dengan berbekal nekat dan tekad untuk memperbaiki perekekonomian, ia
mengadu nasib di kota besar ini. Bersama suaminya ia dating dari Garut, Jawa
Barat sekitar tahun 1995. Dan hingga sekarangpun ia masih menggeluti profesi ini,
meskipun dengan penghasilan yang jauh dari kata cukup, ia mencoba menghidupi
kebetuhan hidupnya beserta 7 orang anaknya. Walaupun sudah tidak lagi muda dan
kuat, tetapi ia tetap berusaha keras agar anak dan cucunya dapat bersekolah dan
mendapatkan pendidikan yang layak.
Banyak
kalangan yang tidak menyukai profesi seperti yang digeluti Ibu Susi dengan
alasan seperti, mereka merusak wajah Ibu Kota dan hanya menambahkan beban
permasalahan yang ditanggung pemerintah. Namun jika kita telusuri kembali,
sebenarnya profesi ini juga menimbulkan efek positif di hal lingkungan.
“Coba
kalau ngga ada pemulung, mungkin sampah plastik banyak berserakan di banyak
tempat”, ucap Nisa Yankafrina selaku Mahasiswi BSI, Jumat (12/06/15). Memang benar jika
kita sadari sebenarnya peran pemulung di Ibu Kota ini juga memberikan hal
positif. Terlebih dengan sikap arogan dan tidak menghargai yang dimiliki
sebagian besar penduduk di Jakarta. Jika tidak ada pemulung sampah plastik di
Jakarta ini sudah menggunung-gunung. “Kalau menurut saya pemulung itu pahlawan
kebersihan yang tidak ingin dipuji akan kebaikannya” ujar Arif selaku
masyarakat sekitar. Walaupun profesi mereka terlihat rendah, namun
mereka juga mempunyai andil besar dalam menjaga lingkungan yang ada di kota
ini.