Senin, 22 Juni 2015

Kisah Lama Jakarta Dengan Pemulung

RangkaiInformasi.blogspot.com, Jakarta – Himpitan ekonomi yang semakin mencekik bagi kalangan kurang mampu, membuat sebagian kalangan tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Tidak hanya dikota besar seperti Jakarta bahkan dikota-kota lainpun masyarakat juga mengalaminya. Bagi masyarakat yang merasakan selalu saja menyalahkan pemerintah dari apa yang mereka alami. Namun, sebenarnya jika sebagian masyarakattersebut berpikir ulang, kesalaham tidak hannya ada ditangan pemerintah, tetapi ditangan mereka sendiri. Contoh kasus tua yang dialami Ibu Kota Jakarta yaitu, permasalahan mengenai pendatang dari daerah yang kurang bekal akan ilmu dan skill dalam mencari peruntungan di Jakarta. Sehingga membuat mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pemulung, hampir disetiap sudut kota dan jalan di Jakarta kita dapat menjumpai profesi seperti ini. Mereka merupakan salah satu golongan pengadu nasib yang bernasib kurang baik tiba di Jakarta. Biasanya mereka dating ke Ibu Kota karena tergiur dan silau akan kemegahan Ibu Kota Jakarta, namun mereka tidak memikirkan sulitnya persaingan yang akan dihadapi di kota ini. Sebagian besar dari mereka minim akan ilmu dan skill, yang akhirnya membuat mereka berprofesi sebagai pemulung. Dengan berbekal karung besar dan besi pengait, mereka berjalan menyusuri ruang dan sudut kota untuk mencari gelas/botol plastik bekas. Dan banyak juga dari mereka yang tinggal dibantaran sungai, bantaran perlintasan kereta api, bahkan hidup berpindah-pindah menggunakan gerobak (re : Manusia Gerobak).

“Setahu dan sepenglihatan saya pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi golongan tersebut, agar wajah kota Jakarta ini menjadi lebih baik”, Ucap Ibu Ria Eka selaku Dinas Sosial di Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/06/15). Tujuan pemerintah melakukan upaya pembatasan bagi pendatang baru bukan dikarenakan hanya untuk menitik beratkan golongan tersebut, namun pemerintah juga berupaya untuk melakukan perbaikan disektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. “Ya contohnya itu seperti, pemerintah telah melakukan atau membuka lowongan pekerjaan di daerah mereka berasal”, ucap Ibu Ria Eka mengenai upaya apa yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi pendatang baru yang akan berdatangan ke Jakarta.


Terlebih saat ini menjelang bulan Ramadhan, sudah dapat dipastikan pendatang dari daerah akan banyak berdatangan ke Ibu Kota hanya untuk sekedar mencari peruntungan tanpa bekal yang memadai. Banyak dari mereka yang menjadi pemulung dan bahkan gelandangan (re : Tuna Wisma). Seharusnya bagi masyarakat yang ingin mencari peruntungan di Jakarta harus membekali dirinya dengan ilmmu seta kemampuan lain, supaya ketika mereka tiba di Jakarta mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak yang bisa memperbaiki perekenomian mereka.